Thursday, October 9, 2014

Pembuktian 17 Rakaat Shalat (Melalu Pendekatan Numerik Al Quran) – 3

Pada uraian sebelumnya, telah dijelaskan 2 tulisan tentang pembuktian jumlah 17 rakaat dalam shalat fardhu (jilid 1 dan jilid 2). Kali ini, uraian dilanjutkan, dengan melihat keterkaitan sistematika numeriknya dengan lafadz Basmalah.
Sebelumnya perlu diperhatikan tentang posisi ayat dari bermulanya basmalah yaitu Qs. 27 An Naml ayat 30. Terlihat dalam visualisasi di bawah ini:

302

Perhatikan nilai 17 pada ‘ain juz 19, ternyata kandungan dari ‘ain nya pun adalah 17 ayat. Jelas nilai ini berhubungan dengan jumlah bilangan raka’at shalat.
Dibawah ini akan disajikan pemilahan abjad-abjad yang terkandung dalam lafadz basmalah, dengan sistem perbedaan dan persamaan abjadnya. Tahap pemilahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Lafadz Basmalah :
235-1
  • Lafadz kata pertama, yaitu BISMI terdiri dari 3 abjad yang BERBEDA, yakni :
bismi-3
  • Lafadz ALLAH, tidak akan di uraikan abjad per abjad, karena memang sudah ketentuannya bahwa “ALLAH” tidak dapat di uraikan (ALLAH tidak dapat dan tidak boleh dihitung). Karena apapun yang didapat dari hasil perhitungan tentang lafadz ALLAH, tetap saja tidak akan menggambarkan/menjelaskan sedikitpun tentang ALLAH yang MAHA TAK TERBATAS dan TAK TERSENTUH OLEH ALAM FIKIR MANUSIA. Sehingga pada lafadz ALLAh, cukuplah dihitung TIANG dari lafadz abjad ALLAH yang berdiri TEGAK saja. Sesuai dengan pembahasan tentang shalat, bukankah sangat sesuai dengan sebuah hadist yaitu : “Shalat adalah merupakan TIANG agama”. Sehingga pada lafadz ALLAH akan terlihat 4 tiang yang tegak :
tiang Allah -4
  • Lafadz kata dari 2 Asma ul Husna, AR RAHMAN dan AR RAHIM, terdiri dari 2 Abjad yang BERBEDA, yaitu :
nun-ya-2
  • Selanjutnya ada 8 abjad yang tersisa, ke 8 abjad ini memiliki persamaan abjad masing-masing terdiri dari 4 abjad :
aliflam-ra-ha-mim-44

Dengan metode 4 uraian di atas, yaitu dengan pemilahan sistem perbedaan dan persamaan abjad pada lafadz basmalah, menghasilkan 5 nilai bilangan, yang secara urut akan tersusun menjadi sebagai berikut : 3, 4, 2, 4, 4. Menjelaskan bilangan apakah ke 5 nilai tersebut? Ternyata bilangan tersebut adalah merupakan bilangan jumlah rakaat shalat dalam 5 waktu. Yaitu :
  • 3 :     bilangan rakaat shalat Maghrib
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Isya
  • 2 :     bilangan rakaat shalat Shubuh
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Dhuhur
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Ashar
Dengan memperhatikan keutamaan lafadz ALLAH, maka nilai 4 (tiang abjad yang tegak) pada lafadz ALLAH diletakan pada urutan pertama, sehingga bentuk formasi ke 5 nilai di atas menjadi :
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Isya
  • 2 :     bilangan rakaat shalat Shubuh
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Dhuhur
  • 4 :     bilangan rakaat shalat Ashar
  • 3 :     bilangan rakaat shalat Maghrib
Dengan reposisi nilai seperti formasi di atas, adalah sangat sesuai dengan waktu putaran shalat yang di mulai dari waktu Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Magrib. Dengan demikian, jelaslah tentang keterkaitan basmalah dengan nilai 17 rakaat shalat. Ada sebuah makna yang sangat penting dalam penjabaran konektifitas antara basmalah dan shalat disini, yaitu :
  • Bukti nyata seseorang menegakkan kalimat basmalah adalah dengan menegakkan shalat.
  • Selanjutnya, bukti nyata sesorang yang telah menegakkan shalat adalah harus mampu menegakkan kalimat basmalah dalam keseharian nya, dari detik ke detik, menit kemenit, di setiap waktu, langkah, hati dan fikirannya adalah hanya karena dan untuk Allah.
  • Inilah yang dimaksud bahwa pada yaumil hisab di akhirat kelak, apabila sesorang telah dinyatakan baik shalatnya, maka tentu akan baik pulalah seluruh amalan lainnya, sehingga amalan lainnya tak perlu dipertanyakan lagi.
Dengan melihat konektifitas yang jelas antara basmalah dan shalat, tentulah pada masa hisab tersebut, yang dipertanyakan dan dinilai adalah ritual shalat berikut dengan segala implementasinya, yaitu :
  • Apakah shalat yang dilaksanakannya sudah benar-benar memiliki muatan nilai basmalah atau tidak ?
  • Bila ya, apakah nilai-nilai basmalah tersebut sudah direalisasikan dalam sikap dan perilaku serta diimplementasikan (dalam segala hal)?
  • Apabila keduanya sudah terpenuhi, maka hal apalagi kah yang perlu dipertanyakan dan diperhitungkan ? Karena seluruh iman, ilmu dan amalnya sudah sarat dengan nilai-nilai basmalah !
Demikian uraian singkat tentang keterkaitan sistematika numerik Al Quran pada lafadz Basmalah dan 17 rakaat shalat fardhu. Semoga bermanfaat dan menambah keyakinan kita akan ritual yang teramat penting tersebut.

www.belajarnumerikalquran.wordpress.com

No comments:

Post a Comment